Kamis, 27 September 2012

PEMILUKADA CANTIK: NGANJUK, 12-12-2012



Dari awal aku dan sahabat-sahabatkku tak pernah menduga di Nganjuk akan disiapkan hajatan terbesarnya dengan cantik sekali, yaitu hajatan Pemilihan Umum Kepala Daerah atau Bupati dan Calon Bupati dengan sistematis, dari pembukaanyya (berupa jalan santai berhadiah) sampai nanti waktu pemilihan oleh KPU Nganjuk ditata sedemikian cantik, sloganya jangan lupa PEMILUKADA kita "Nganjuk bersih!" tanggal 12 bulan 12 tahun 2012. Maka dari itu mari kita sebagai warga Nganjuk berperan serta menciptakan PEMILUKADA Nganjuk 2012 yang Bersih, Berkualitas, Akuntabel, Aman dan Damai" semoga Nganjuk selalu tersenyum, selalu bersahabat  dan  sukses selalu. Amiien.


Dengan cara, mari kita ciptakan bersama-sama kepemimpinan yang kondusif, dimulai dari masyarakatnya terlebih dahulu, semua masyarakat memiliki tanggung jawab untuk saling merawat setiap bagian Kabupaten Nganjuk dimanapun, dimulai di lingkungan masing-masing. Setiap bagian Kabupaten Nganjuk adalah rumah diri kita sendiri, yakni tempat kita berjumpa, dan menyatakan kegelisahan serta harapan kita. Maka semua daerah bagian Kabupaten Nganjuk harus bersih, dan rakyatlah yang harus menjamin kebersihannya di Kabupaten Nganjuk. Dengan kondusifnya lingkungan itu maka barulah kita bisa menikmati Pemilihan Umum Kabupaten Daerah Nganjuk dengan benar benar cantik  "Bersih, Berkualitas, Akuntabel, Aman dan Damai".
Dimulai dari bacaan inilah mari kita memulai menjadi pemimpin pada pribadi kita yang istemewa ini, bagi saya dan pembaca pada khususnya dengan menanamkan "Unsur Pemimpin" pada jiwa kita. Sebagaimana  yang telah disebutkan oleh Gus Sholahudin-adik almarhum Gus Dur, di Aula Muktamar Pondok Pesantren Lirboyo-Kediri:

UNSUR PEMIMPIN
1.   Berani
2.   Tegas
3.   Percaya Diri (PD)
4.   Tidak mudah menyerah
5.   Tidak mudah panik
6.   Bertanggung jawab
7.   Memliki pengendalian
8.   Tidak emosional
9.   Sederhana
10. Jujur

(merupakan hasil SEMINAR Nasional kami dalam acara FOKOM (Forum Komunikasi) Mahasiswa PTAI se-Indonesia
Dengan memperhatikan 10 unsur diatas mari kita menjadi pemimpin, yang dimulai pada diri sendiri sebagai masyarakat Kabupaten Nganjuk yang baik dan memang mengidam-idamkan pemimpin yang ideal yang akan terpilih nanti menjadi Bupati dan Wakil Bupati,  pemimpin yang sebenarnya dan disetujui oleh masyarakat Kabupaten Nganjuk.
Dengan memperhatikan 10 unsur diatas mari kita menjadi pemimpin, yang dimulai pada diri sendiri sebagai masyarakat Kabupaten Nganjuk yang baik, demi terciptanya Pemilukada Kabupaten Nganjuk 2012 yang Cerdas, Berkualitas dan Demokratis. Dengan dimulai dari membangun  masyarakat yang baik maka pemimpin ideal yang kita idam-idamkan akan terpilih nanti menjadi Bupati dan Wakil Bupati,  pemimpin yang sebenarnya dan disetujui oleh masyarakat Kabupaten Nganjuk.


         

Jumat, 07 Agustus 2009

Pondasi Bangunan: Mawas Diri

Jika ingin membangun bangsa yang baik dan benar maka saya harus memulai dari diri sendiri, bukan dimulai dengan mengatur orang lain, begitu juga para pembaca. Semua pembangunan nanti dimulai dari diri sendiri. Seperti tulisan uskup Anglikan :

Ketika aku masih kecil dan bebas,
dan imajinasiku tidak ada batasnya,
aku mengimpikan untuk mengubah dunia.

Ketika aku semakin besar dan semakin bijaksana,
aku sadar bahwa dunia dunia tak mungkin di ubah,
dan aku putuskan untuk mengurangi impianku sedikit
dan hanya mengubah negaraku
tetapi itupun tampaknya tak mungkin.

Ketika aku memasuki usia senja,
dalam dalam suatu upaya terakhir,
aku berusaha mengubah keluargaku sendiri,
mereka yang paling dekat denganku,
tetapi sayang, mereka tidak menggubrisku.

Dan sekarang menjelang ajal,
aku sendiri (mungkin untuk pertama kalinya) bahwa kalau saja aku mengubah diriku dulu,
lalu dengan teladan mungkin aku bisa mempengaruhi keluaragaku
dan dengan dorongan serta dukungan mereka mungkin aku
bisa membuat negaraku menjadi lebih baik, dan
siapa tahu, mungkin aku bisa mengubah dunia.

  • Daftar Pustaka
  1. Covey, Sean. 2001. 7 Kebiasaan Remaja yang Sangat Efektif. Jakarta: Binarupa Aksara

Kamis, 06 Agustus 2009

Bertambahnya Usia Indonesia

Seiring bertambahnya usia tentunya ada perubahan, dan untuk perubahan yang lebih baik paradigma manusia harus baik, 64 tahun Indonesia Merdeka harus diisi dengan komposisi yang baik pula, dan untuk mewujudkan ujung tombak yang produktif maka kita harus berpikir cerdas seperti sikap proaktif untuk mengimbangi persaingan yang kompetitif.
  • Bahasa Reaktif
  1. Aku coba deh
  2. Aku memang begitu kok
  3. Aku tidak bisa berbuat apa-apa
  4. Aku terpaksa
  5. Aku tidak bisa
  • Bahasa Proaktif
  1. Akan kukerjakan
  2. Sebenarnya akau bisa lebih baik daripada itu
  3. Yuk kita pelajari kemungkinan-kemungkinanya
  4. Aku memilihnya
  5. Pasti ada jalan
Orang-orang reaktif, hatinya bak sekaleng soda, apabila kehidupan mengocoknya, maka mereka akan meledak, "Hay orang goblok! minggir!".
"Orang-orang proaktif membuat pilihan-pilihanya menurut nilai-nilai. Mereka berpikir sebelum beraksi Mereka sadar bahwa mereka tidak bisa mengendalikan segala yang terjadi kepada mereka, tetapimereka bisa mengendalikan reaksi me. Tidak seperti orang reaktif yang penuh karbon, orang proaktif adalah ibarat air. Dikocok seperti apapun dibuka tutupnya, takkan terjadi apa-apa. "
  • Berpikirlah :
"Aku sih takkan membiarkan orang itu membuatku marah dan merusak hariku"
Dikutip dari Sean Covey. 7 Kebiasaan Remaja yang Sangat Efektif. 2001. Jakarta: Binarupa Aksara. hlm. 80.
Hanya ucapan aku bisa, aku pasti bisa, aku tak mau berputus asa! dalam membangun, begitu pula membangun Indonesia harus dengan baik dan benar.

Dirgahayu Republik Indonesia
  • Daftar Pustaka
  1. Covey, Sean. 2001. 7 Kebiasaan Remaja yang Sangat Efektif. Jakarta: Binarupa Aksar

Mengejar Bahasa Asing



Bahasa Indonesia harus segera digunakan dengan baik dan benar, mengapa karena kita akan segera berangkat untuk menguasai bahasa asing, memepelajari bahasa asing itu penting, apalagi di zaman sekarang sebagai nilai tambah dalam memeasuki dunia kerja yang serba kompetitif. Inilah yang membuat kita harus sudi berbahasa Indonesia dengan baik dan benar sebagai loncatan ke bahasa asing ayo sekarang memulai bahasa Indonesia dengan baik dan benar untuk mengejar bahasa asing.
Karena kita juga akan kedatangan tamu dari luar negeri kan?, apalagi bila pulau Komodo terpilih menjadi 7 Keajaiban di Dunia, (untuk mendukung pulau komodo untuk menjadi 7 Keajaiban di Dunia datanglah ke http://www.new7wonders.com/nature/en/nominees/asia/)

"Malas belajar bahasa asing, siap-siap menjadi manusia terasing."
  • Titip Pesan
Tidak peduli dengan yang muda atau dengan yang lebih tua menggunakan kata terima kasih menjadi sangat penting, jangan lupa selain oleh agama dianjurkan, lihatlah orang luar negeri sering pada kita berkata (di genteng ada kayu) Thank You

Contoh Kalimat Rancu: Pewaris dan Ahli Waris

Mengapa peragaan bendera lebih gamblang jika di jelaskan: flag display, upacara pembukaan opening ceremony. Kerancuan yang muncul yaitu pemkaian kata pewaris diartikan "orang yang memperoleh warisan" contohnya:

si Kevin adalah pewaris tahta kerajaan Balai Bahasa Bandung setelah jabatan raja diberikan oleh ayahnya, padahal makna yang dikandung oleh kata pewaris ialah orang yang meninggalkan warisan, sedang orang yang mendapat warisan lazimnya diebut waris atau ahli waris.

Jadi kata pewaris pada contoh di atas bukan Kevin melainkan ayahnya yang sebelumnya adalah raja dari kerajaan Balai Bahasa Bandung, tidak mungkin kita menetapkan pewaris sebagai orang yang menerima warisan, selain jika kita dapat meringankan dua keberatan yaitu dalam hukum kita masih digunakan kata waris dan ahli waris, jadi akan terjadi kesimpangsiuran dalam peristilahan hukum waris yang justru kitaingin kita hindari jika memaksakan kata tersebut.

Kedua pemakaian pewaris dengan arti yang baru akan meniadakan kemungkinan adanya pasangan pewaris dan waris yang rapi yaitu pemberi dan penerima.

Gedung dan rumah yang indah tidak kunjung tegak jika kita tidak mulai membangun dinding (tembok demi tembok), jika kita tidak memasang pintu dan jendela. rangka demi rangka, dan tidak merampungkan atap, bagian demi bagian. Demikian pula, bangunan bahasa tidak akan menjulang jika kita tidak mulai merapikan kata sehari-hari, meluruskan ungkapan bahasa yang bengkak-bengkok, swadaya bahasa kita, begitu pula terhadap media pers yang mana media internet termasuk di dalamnya .

Ayoo kita bersatu membangun mutu penggunaan Bahasa Indonesia, aku saja tidak akan ada artinya, kebersamaan kitalah yang memberikan arti.
  • Daftar Pustaka:
  1. Moeliono, Anton M. 1984. Santun Bahasa. Jakarta: Gramedia.